Di Inggris, kata âgayâ sudah mulai digunakan pada pertengahan abad 12, disusul oleh Perancis dan Jerman yang menyebutnya âgaiâ. Namun penggunaan kata âgayâ dan âgaiâ ketika itu untuk mengartikan sesuatu yang sifatnya âmenyenangkan, riang, penuh kegembiraanâ atau âterang dan mencolokâ
Kemudian di pertengahan abad 17, kamus Oxford mendefinisikan kata âgayâ sebagai âkecanduan, kenikmatanâ atau âhidup bebas yang tanpa moralâ.
Awal abad 19, kata âgayâ diberikan sebagai julukan bagi wanita yang berprofesi sebagai âpelacurâ. Ini juga berlaku bagi pria yang tidur dengan banyak wanita. Ironisnya, hari ini pria gay tidak tidur dengan wanita.
Barulah sekitar tahun 1920 â" 1930 kata âgayâ memiliki makna baru. âPria gayâ secara seksual tidak lagi berarti pria yang tidur dengan banyak wanita, tetapi ditujukan kepada pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama pria. Bahkan muncul juga istilah âgay catâ yang merupakan julukan bagi abg laki-laki homoseksual.
Pada tahun 1955 kata âgayâ secara resmi didefinisikan untuk âpria homoseksualâ, disusul dengan lahirnya kata âlesbianâ yang digunakan untuk mendefinisikan âwanita homoseksualâ. Meskipun ketika itu secara klinis kata âgayâ dan âlesbianâ masih dikonotasikan dengan âpenyimpangan seksualâ karena keberadaan mereka belum bisa diterima oleh semua orang.
Bahkan di beberapa tempat di Amerika, kaum muda menggunakan kata âgayâ untuk meledek seseorang atau sesuatu yang dinilai jelek atau bodoh. Misalnya, âItu adalah film gay!â adalah sekedar ungkapan untuk menilai sebuah film yang dianggap jelek, tidak bermutu (tanpa bermaksud menyinggung komunitas gay secara langsung), meskipun di film tersebut tidak menceritakan kehidupan kaum homoseksual.
Menurut undang-undang, homoseksual adalah ilegal di Inggris hingga tahun 1967. Mereka memiliki istilah sendiri; âsportyâ adalah julukan untuk kaum lesbian dan âartisticâ ditujukan kepada kaum gay.
Tahun 1938, muncul film berjudul âBring Up Babyâ yang merupakan film pertama yang menggunakan kata âgayâ sebagai arti pria homoseksual. Di salah satu adegan, diceritakan tokoh utama (diperankan oleh Cary Grant) mengenakan jubah wanita dengan segala asesorisnya. Ketika tokoh lainnya bertanya kenapa dia mengenakan pakaian wanita, sang tokoh utama menjawab,âKarena aku ini gay!â
Gay juga manusia, punya rasa, punya hati dan punya cintaâ¦
Tidak ada komentar:
Posting Komentar